Memiliki DSLR merupakan impian bagi hampir semua penggila foto, untuk membekukan waktu, menangkap sisi indah yang tercipta, kemudian menyimpan keabadiannya pada dalam suatu 'wadah'.
Dengan segala fitur dan kelebihan yang dimiliki oleh DSLR, menyebabkan kamera jenis ini terbilang mahal dibandingkan kamera pocket, harga terendah di pasaran sekitar 4j hingga mencapai puluhan juta untuk kelas profesional. Anggapan bahwa harga menentukkan kualitas barangkali berlaku untuk gadget ini. Tapi di toko-toko, harga satu tipe DSLR yang mahal belum tentu lebih bagus daripada DSLR tipe lain. Saat transaksi inilah dituntut kejelian Anda sebagai pembeli, karena jika tidak, bisa jadi Anda membeli DSLR dengan harga yang jauh lebih mahal. Namun, jika ada seorang expert atau setidaknya sudah cukup lama bersinggungan dengan DSLR, tentu Anda akan menjatuhkan pilihan pada kemera yang lebih baik (bukan yang lebih mahal).
Sekitar dua minggu lalu saya belanja DSLR. Setelah membandingkan dengan tipe-tipe lain pilihan jatuh pada Canon EOS 600D, dengan harga yang bisa dikatakan sudah cukup stabil, selain itu sisa dana bisa digunakan untuk berinvestasi pada lensa. Dari beberapa toko yang saya singgahi, saya perhatikan pola (baca: trik) menjual yang sama. Pada awalnya tawar-menawar berlangsung untuk tipe yang saya minta, namun berakhir pada penawaran tipe lain dari penjual, yaitu Canon Rebel T3 dan Kiss X. Mereka meyakinkan tipe ini lebih unggul (fitur maupun kualitas) dibandingkan dengan EOS 600D, hal ini diperkuat dengan harga juga lebih mahal. Padahal kedua tipe tersebut dibawah tipe EOS 600D, harga yang sesungguhnya pun lebih murah.
Tulisan berikut merupakan hasil penalaran dari pengamatan/pengalaman langsung berinteraksi dengan para penjual. Semoga bisa menjadi pedoman bagi teman-teman (amatir) dalam bertransaksi.
Apakah Anda 'Anak Kemarin Sore'?
Saat belanja, informasi pengetahuan Anda tentang DLSR akan di gali. Pertanyaan-pertanyaan sederhana (seperti: "sebelumnya pakai jenis kamera apa?", "teman-temannya pakai kamera apa?", "untuk dipakai sendiri atau untuk yang lain?") akan menjadi penetu untuk menjustifikasi apakah Anda seorang profesional atau amatir. Saat Anda di 'cap' sebagai 'anak kemarin sore', akan sangat mudah bagi Anda untuk menerima bahwa satu tipe (atau merk) lebih bagus dari tipe lain.
Walaupun Anda telah menentukan pilihan pada satu tipe DSLR (misalkan DSLR A), Anda tetap akan digoyahkan dengan tipe lain (DSLR B). DSLR B yang ditawarkan ini merupakan tipe yang lebih rendah dari DSLR A yang anda inginkan, namun di tawarkan dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga pasaran. Beberapa pembuktian akan disajikan kepada Anda untuk membuat anda percaya bahwa DSLR B lebih baik daripada DSLR A. Anda diijinkan untuk mengambil foto dari masing-masing tipe dan membandingkan kualitas hasilnya.
Sebagai contoh, anda akan diminta untuk memfoto orang yang sedang berjalan di luar toko. Dari hasil foto tersebut anda akan diperlihatkan bahwa hasil foto dari DSLR A terlihat blur dibandingkan dengan DSLR B yang mereka tawarkan. Pada dua toko kamera, saya mendapati teknik menjual yang sama dalam cara meyakinkan bahwa DSLR B lebih bagus. Satu toko juga menunjukkan bahwa kualitas foto (yang terlihat pada LCD) dari DSLR B lebih bagus. Untuk lebih meyakinkan Anda, harga yang ditawarkan juga lebih tinggi dari DSLR A, namun tidak terlalu jauh melebih budget Anda, dengan selisih lebih tinggi ± Rp.500K,- Anda mendapatkan kamera yang lebih baik (yaitu DSLR B) versi penjual. Sepertinya hukum "harga tidak pernah bohong" menjadi salah satu 'senjata' untuk meyakinkan Anda. Selain kualitas foto dan harga, faktor pabrikan akan menjadi 'alat' berikutnya untuk meyakinkan Anda bahwa DSLR B lebih bagus karena produksi luar negeri.
Senjata Makan Tuan
Sepintas dari 3 aspek bujuk rayu mereka jelaskan sempat membuat saya terlena (eciee..). Namun, ada beberapa poin yang kalau dicermati ternyata kita sebagai pembeli adalah TO (target operasi), atau dengan bahasa yang menyakitkan "kita adalah orang bodoh" yang siap diterkam atau siap diombang ambing oleh gelombang laut (hadeuh..pujangga nian). Walaupun amatir, namun terdapat beberapa keganjalan dalam tawar-menawar, yang pada dasarnya secara tidak sadar penjual telah menunjukkan bahwa mereka menjual barang jauh lebih mahal dari harga standar untuk tipe yang lebih rendah.
Hasil foto yang blur;
Pada beberapa kali jepretan, tipe kamera yang mereka tawarkan juga menampilkan objek yang blur. Namun, setelah melalui beberapa setingan oleh mereka, hasil foto kembali menampilkan kemampuanya mem'beku'kan objek yang bergerak (pejalan kaki). Ini sudah menjadi nilai minus bagi penjual, dengan logika sederhana, jika DSLR yang ditawarkan bisa menciptakan foto blur namun juga bisa membekukan objek yang bergerak, bukan berarti DSLR yang anda inginkan juga bisa melakukan hal yang sama.
Hal lain yang membedakan DSLR dengan Kamera Pocket (yang biasa saya gunakan) adalah kemampuannya dalam mengatur shutter speed. Secara sederhana Shutter Speed adalah waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Pengaturan pada shutter speed inilah yang menentukan blur tidaknya objek yang bergerak.
Hasil (Warna) Foto pada LCD
Saya hanya menjumpai ini pada satu toko saja, yang saya yakini ini adalah DSLR bekas atau memang sudah tidak mampu berkerja sebagaimana mestinya. Karena pada toko lain, dengan tipe kamera yang sama hasil fotonya terlihat 'natural'.
Kualitas Produk Luar Negeri
Dengan alasan produk luar negeri lebih bagus memang sulit untuk disangkal (setidaknya bagi diri saya sendiri), namun karena garansi yang diberikan bukan dari service center resmi menimbulkan keraguan. Pertama, barang BM, atau bisa jadi rekondisi/bekas pakai. Kedua, jaminan garansi tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Harga
Harga awal dari tipe yang mereka tawarkan (DSLR B) lebih tinggi daripada harga DSLR A. Namun, jika Anda bertahan pada DSLR A yang Anda inginkan dari awal, perlahan harga DLSR B yang mereka tawarkan akan terus menurun hingga mereka menjual dengan harga DSLR A. Bagaimanapun juga, harga DSLR B yang mereka tawarkan itu harganya jauh lebih rendah dari DSLR A, dengan begitu mereka akan buntung besar jika anda memilih DSLR B.
Merk (Tipe) Dagang
Untuk merk dagang Canon, kamera DSLR dengan tipe yang sama dapat memiliki merk/tipe dagang yang berbeda, contoh untuk Canon EOS 600D memiliki spesifikasi yang sama dengan Canon Rebel T3i atau Canon Kiss X5. Tidak begitu jelas apakah terdapat perbedaan (kualitas atau bahan) yang signifikan antara merk/tipe dagang tersebut. Namun, perbedaan ini menunjukkan wilayah jual, merk dagang EOS 600D dipasarkan di Indonesia, sedangkan EOS Kiss X5 dipasarkan di Jepang, dan EOS Rebel T3i di pasarkan di Amerika. Ini tentu akan berpengaruh pada garansi, sepengetahuan saya Garansi resmi untuk Canon Indonesia dipegang oleh Datascript. Browsinglah untuk mengetahui spesifikasi tipe yang mereka tawarkan, meskipun didepan penjual. Sedangkan untuk merk Nikon, saya belum sempat eksplorasi di mbah Google.
Canon EOS Rebel T3i, EOS Kiss X5, dan EOS 600D; Beda Nama, Satu Spesifikasi. |
Penting:
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi pada beberapa toko kamera di M2M Jakarta, hanya beberapa toko saja dan bukan justifikasi pada semua toko. Jika Anda ragu belanja di toko mana, silakan browsing untuk menemukan toko-toko yang trustable.
1 comments:
TOKO PLANET CAMERA MENAWARKAN,CAMERA Harga Promo
Stok Ready Canon EOS 650D Kit Lensa 18-250mm IS Rp.4.500.000
Stok Ready Canon EOS 60D Kit Lensa EF 18-200mm IS II Rp.5.000.000
KONDISI BURU DAN BERSEGEL,GARANSI RESMI DS 1 THN
ASLI MADE IN JEPAN
KELENGKAPAN NEW FULLSET/ 1 Sett
Minat HUB 085229487606 ANTON KUSUMA
PIN BB 2a90dc9d
ALAMAT TOKO, ITC CEMPAKA MAS JL LETJEN SOEPRAPT O NO 28 JAKARTA PUSAT
Post a Comment