sideCategory1

Feb 23, 2012

Go Green: Gerakan Peduli Satu Bumi


UHANGKAYO - Gagasan Go Green lahir dari keprihatinan pada suhu permukaan bumi yang semakin panas dari masa ke masa. Peningkatan jumlah kosentrasi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya (metan, nitro oksida, chloroflurocarbons, dan O3) dapat menjadi penyekat yang baik bagi gelombang radiasi tertentu dalam atmosfer sehingga memicu meningkatnya suhu permukaan bumi yang lebih dikenal dengan pemanasan global atau global warming.

Gas rumah kaca (GRK) memiliki dua fungsi sebagai filter (penyaring) dan (insulator) penyekat bagi bumi. Dua fungsi ini menjaga lingkungan bumi tetap berada pada kondisi yang nyaman untuk di huni. Dalam teori, meningkatnya sejumlah kosentrasi GRK di atmosfir dapat menjadi penyekat yang sangat baik, memerangkap kelebihan energi panas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim global.

Peningkatan suhu dari tahun ke tahun akibat meningkatnya konsentrasi GRK dari kegiatan antropogenik (sumber: wikipedia.com).
Penelitian telah menunjukkan adanya korelasi positif antara peningkatan industri dengan kosentrasi gas karbon di atmosfir terutama karbon dioksida (CO2). Hamburg et al. (1997) dan Schneider (1989) menyatakan bahwa meningkatnya CO2 di amtosfir dipengaruhi oleh pembakaran bahan bakar fosil (sekitar 80% hingga 85%) serta deforestasi (penebangan hutan).[1] Sedjo 1989 juga menulis bahwa peningkatan karbon di atmosfer diperkirakan sebesar 2,6 miliar metrik ton (2,9 miliar ton) per tahun.


Dampak adanya global warming ini adalah naiknya muka air laut akibat mencairnya lapisan es di kedua kutub Bumi. Penelitian tentang penurunan lapisan es di Greenland dan Kutub Selatan menjelaskan bahwa kawasan tersebut telah kehilangan 475 gigaton setiap tahunnya, laju pencairan ini terus bertambah setiap tahunnya. Pencairan ini mengakibatkan kenaikan air laut 1,3 milimeter per tahun, dan pada tahun 2050, peneliti memprediksikan tinggi air laut akan bertambah 8 sentimeter karena pencairan gletser dan 9 cm karena suhu yang meningkat.[2]

Go Green sendiri merupakan suatu istilah yang menunjukkan tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau komunitas yang dengan sadar menghindari atau meminimalkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan dari kebiasaan, tindakan, dan gaya hidup konsumen.

Go Green berfokus pada pilihan pribadi bahwa secara bersama-sama kita bisa mengurangi dampak yang tidak baik pada bumi sehingga menciptakan suasana lingkungan tinggal yang lebih baik bagi semua makhluk hidup. Go Green dapat dimulai dengan membuat perubahan kecil terus menerus untuk meningkatkan kehidupan makhluk hidup yang kemudian diharapkan dapat mempengaruhi bumi secara menyeluruh. Perubahan keseluruhan secara mendadak tidak akan dapat bertahan lama, namun dengan membuat satu perubahan kecil perlahan akan dapat menjadi suatu kebiasaan.

Tiga prinsip utama dari Go Green dikenal dengan istilah 3R, yaitu: Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).

  1. Reduce suatu usaha mengurangi konsumsi dan penggunaan sumberdaya alam maupun energi untuk menghindari terciptanya karbon dioksida (CO2) di atmosfer.
  2. Reuse usaha untuk memanfaatkan kembali sumberdaya yang tersimpan dan layak digunakan.
  3. Recycle adalah usaha untuk mengurangi terjadinya limbah atau barang bekas dengan merubah menjadi produk lain yang berguna dan bermanfaat.

____
[1]
[2] Sujatmoko A. 2011. Lapisan Es Mencair Lebih Cepat dari Perkiraan. m.nationalgeographic.co.id

0 comments:

Post a Comment