sideCategory1

Mar 16, 2012

Pepohonan: Pereduksi Gas Rumah Kaca dan Penghemat Listrik Alami

UHANGKAYO - Gas Rumah Kaca (GRK) diibaratkan sebagai selimut bagi bumi yang berfungsi sebagai penyaring dan penyekat bagi bumi. Pada bagian atas atmosfer, lapisan gas ini menghentikan berbagai bentuk radiasi surya yang berbahaya yang akan mencapai permukaan bumi serta tetap menjaga energi panas; dua fungsi ini dapat mempertahankan bumi tetap sebagai lingkungan yang layak untuk dihuni. Protokol Kyoto mengatur enam jenis gas-gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N2O), dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6). Uap air disebut juga sebagai salah satu GRK, tapi karena usianya di atmosfer yang singkat hanya beberapa hari, sehingga potensi pemanasan globalnya tidak terlalu berpengaruh.

Salah satu GRK yang dominan dan acap kali telah melalui campur tangan manusia adalah karbondioksida atau CO2 dengan volume 70% dari total GRK. Sumber alami gas CO2 berasal dari letusan gunung api, perombakan bahan organik, dan respirasi tumbuhan serta hasil pernafasan manusia.[9] Pepohonan yang mati dan membusuk akan melepaskan kembali karbon yang tersimpan ke atmosfir, walaupun karbon tertahan dalam tanah.[10]

Penelitian telah menunjukkan adanya korelasi positif antara peningkatan industri dengan kosentrasi gas karbon di atmosfir terutama karbon dioksida (CO2). Hampir seabad terakhir manusia telah memproduksi gas rumah kaca ke atmosfir melebihi kemampuan proses alami mampu merosotkan CO2. Meningkatnya CO2 di amtosfir sangat dipengaruhi oleh pembakaran dari bahan bakar fosil (sekitar 80% hingga 85%) serta dari deforestasi (penebangan hutan). Peningkatan karbon di atmosfer diperkirakan sebesar 2,6 miliar metrik ton (2,9 miliar ton) per tahun.[10] Meningkatnya jumlah kosentrasi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca lainnya (metan, nitro oksida, chloroflurocarbons, dan O3) menjadi pemicu dalam meningkatnya suhu permukaan bumi dengan memerangkap gelombang radiasi tertentu dalam atmosfir.[11]



Pohon di perkotaan merupakan suatu metode alami untuk mencegah terjadi peningkatan kosentrasi karbon di atmosfir. Karena pohon menyimpan karbon kedalam strukturnya dan menyerap karbon pada proses pertumbuhannya, pepohonan bertindak sebagai wadah yang sangat besar untuk menyimpan karbon yang diproduksi oleh masyarakat indutsri kita. Pepohonan di perkotaan mengurangi karbon di atmosfir melalui dua cara. Pertama, secara langsung seiring dengan pertumbuhan, tingkat rosot CO2 melalui fotosintesis lebih besar dari kemampuan pohon melepaskan melalui pernafasan. Kedua, penempatan pohon yang tepat pada lokasi yang tepat disekitar bangunan dapat mengurangi permintaan energi pada pemanas dan pendingin udara, yang akan mengurangi emisi dari produksi energi berbahan bakar fosil.[12],[13],[14],[15]

Karbon merupakan komponen utama dari bentuk sel hidup, karbon pada pohon berfungsi sebagai bahan bangunan yang membentuk batang, akar, cabang, dan daun. Pohon dapat membuang karbon dari atmosfer melalui fotosintesis, memisahkan atom karbon dari atom oksigen, dan melepaskan kembali oksigen ke atmosfer. Dalam melakukan hal ini, pohon menyimpan karbon dalam jumlah yang besar pada tiap strukturnya, dan pertumbuhan tahunan meningkat seiring dengan bertambah jumlah karbon dalam strukturnya. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, rangkuman dari banyak penelitian sebelumnya beberapa faktor penting yang mempengaruhi laju fotosintesis, yaitu: jenis tumbuhan, umur daun, letak daun, fase pertumbuhan, intensitas cahaya matahari, kosentrasi CO2, suhu udara, ketersediaan air tanah dan kelembaban udara, kesehatan daun, dan polutan udara.[9]

Dengan menaungi rumah dan mengurangi penggunaan listrik oleh pendingin udara, pepohonan membantu menghindari terciptanya emisi CO2 di atmosfer pada proses pembangkit listrik yang berasal dari bahan bakar fosil. Proses ini dapat dijelaskan secara sederhana bahwa keberadaan pohon memberikan manfaat menurunkan suhu di sekitar rumah yang selanjutnya berdampak pada penurunan pemakaian energi listrik untuk mendinginkan ruangan, dengan berkurangnya penggunaan energi listrik bagi penggunan Air Conditioner berarti terjadi penurunan produksi listrik pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Sehingga emisi CO2 yang tercipta dari proses penyediaan listrik juga berkurang.

___
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]

0 comments:

Post a Comment