sideCategory1

Aug 17, 2012

Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran

Dalam usahanya menemukan pengetahuan yang baru, seorang ilmuwan selalu berusaha atas dasar pengetahuan yang benar. Tanpa didasari pengetahuan yang benar, pengetahuan yang dikembangkannya kemudian akan menjadi goyah dan dalam waktu yang singkat tidak dapat dipertahankan lagi sebagai pengetahuan yang sahih. Karena itu seorang ilmuwan sejati selalu menghadapi risiko dianggap sebagai pembangkang oleh masyarakat, apakah itu oleh orang awam, kelembagaan keagamaan, ataupun oleh suatu sistem pemerintahan. Andrei Sakharov misalnya ialah contoh tentang seorang ilmuwan yang bertaat-azas terhadap pendapatnya yang tidak disenangi pemerintah. Penderitaannya dalam buangan dapat dibaca di antaranya dalam buku yang ditulis istrinya yang juga ilmuwan, yaitu Elena Bonner.

Contoh klasik tentang pertentangan yang muncul antara ilmuwan dan agamawan ialah tentang penghukuman Galileo Galilei, yang bertentangan dengan pendapat agamawan mendukung pendapat Copernicus yang menyatakan bahwa bukan matahari yang beredar mengitari bumi, melainkan bumi yang beredar mengitari matahari. Demikian pula dapat dikemukakan larangan pemerintah Uni Soviet di bawah pimpinan Stalin untuk mengembangkan genetika berdasarkan teori Mendel, yang pemukanya ialah T. D. Lyssenko. Sebagai akibat diutamakannya pandangan Mitschurin yang mengatakan bahwa pengaruh lingkungan dapat diwariskan dari tetua ke zuriat, program pemuliaan tanaman di Uni Soviet mengalami hambatan karena dikembangkan atas dasar pe-ngetahuan yang tidak sahih.

T. D. Lyssenko bertindak mengucilkan genetika Mendel dari pengembangan ilmu di Uni Soviet dengan alasan ingin menyesuaikan biologi dengan falsafah kenegaraan. Sebagai akibatnya tokoh pemuliaan tanaman Rusia Vavilov, yang dihormati dalam kalangan internasional tersingkir dan tersungkur, walaupun sesungguhnya hanya dialah yang dapat menyelamatkan program pemuliaan tanaman gandum di Uni Soviet dari kehancuran.

Kejadian seperti itu tidak hanya mungkin terjadi di negara yang kurang bebas iklim berpikirnya. Di Inggris pun terjadi suatu malapetaka ilmiah karena ada seorang ahli psikologi kenamaan yang memalsu data penelitian agar orang percaya bahwa kemampuan seorang anak terutama ditentukan oleh sifat-sifat keturunan yang diwariskan dari tetua ke zuriat. Ahli psikologi itu adalah Cyril Burt yang di luar kekeliruannya yang fatal ini adalah seorang ilmuwan terhormat. Dengan menganut pendapat ini dapat diterima pandangan bahwa hanya anak orang yang pandai saja yang dapat menjadi orang yang pandai, sebab kepandaian itu adalah suatu ciri yang diwariskan secara genetik dari tetua ke zuriat. Akibatnya di Inggris sejak waktu yang dini telah diadakan pemisahan jalur pendidikan bagi mereka yang berkecenderungan akademik yang tinggi dari mereka yang berkecenderungan mekanis. Di Austria pun pendapat Burt ini pernah diterapkan. Akibatnya lebih banyak anak laki-laki disalurkan ke pendidikan kejuruan sejak lepas dari sekolah dasar dan kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi yang tentunya bersifat akademik berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut adalah akibat bahwa pada usia lepas sekolah dasar seorang anak laki-laki memiliki kecenderungan mekanistik yang lebih tinggi daripada seorang anak perempuan.

Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan


oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian

0 comments:

Post a Comment