Lepas dari persoalan apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan bakat itu, kita dapat bertanyatanya apa saja yang membuat seorang anak akhirnya berminat untuk menjadi il¬muwan dalam bidang tertentu. Dari berbagai riwayat hidup ilmuwan yang dapat kita baca dapat disimpulkan bahwa peranan lingkungan kekeluargaan sangat penting dalam membangkitkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah itu muncul ka¬rena lingkungan-didiknya itu tidak mematikan sikap ingin tahu yang dimilikinya sebagai seorang anak.
Sikap ingin tahu itu mula-mula diterapkan oleh seorang anak terhadap dirinya sendiri, dan sesudah menjadi manusia dewasa, sebagai peneliti ia sering menggunakan dirinya sen¬diri sebagai obyek penelitian. J. B. S. Haldane misalnya, yang ayahnya adalah seorang ahli oseanografi yang menciptakan alat penyelam untuk penyelidikan bawah laut, secara sukarela menjadi kelinci percobaan untuk menguji keampuhan alat penyelam ciptaan ayahnya tersebut. Sifat pemberani J. B. S. Haldane itu mungkin sekali juga didorong oleh rasa percaya diri yang sangat kuat, yang sering sering berubah menjadi perasaan anggap enteng terhadap kemampuan orang lain. Hal itu diungkapkan oleh John Maynard Smith, seorang ilmuwan biologi ternama, dengan menyatakan bahwa sebagai teman sekolah ia takut bergaul terlalu dekat dengan J. B. S. Haldane, yang selalu membuatnya merasa rendah diri.
Sekaligus juga dapat dikemukakan bahwa sering sekali seorang ilmuwan terkenal berasal dari latar belakang keluarga ilmuwan juga, seperti halnya dengan J. B. S. Haldane, serta banyak pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat yang beragama Protestan dan Katolik. Hanya pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat yang berasal dari golongan etnik Yahudi banyak juga yang berasal dari latar belakang bukan ilmuwan. Alasan yang ditemukan Harriet Zuckerman untuk hal itu ialah bahwa dalam suasana pendidikan Yahudi prestasi akademik sangat dihargai lepas dari latar belakang keluarga. Hal itu juga dapat disimpulkan dari riwayat hidup Feynman.
Pengaruh adanya guru sains yang memikat juga sangat jelas dalam pembentukan minat dan kemampuan seseorang agar menjadi ilmuwan yang ternama. Kebanyakan pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat dalam bidang sains, dalam perjalanan hidupnya biasanya pernah menjadi murid atau magang menjadi peneliti di bawah asuhan seorang ilmuwan lain yang adalah pemenang hadiah Nobel atau pada suatu ketika di kemudian hari menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu terutama bagi ilmu-ilmu yang rumit seperti ma¬tematika dan fisika, banyak sekali ilmuwan itu tertarik ke bidang ilmu itu karena mempunyai guru bidang ilmu itu yang sangat mengagumkan sewaktu mereka belajar di sekolah menengah atas. Tampaklah betapa pentingnya peran guru dalam mengembangkan minat muridnya untuk menjadi ilmuwan sains, terutama apabila muridnya bukan berasal dari keluarga yang latar-belakangnya bukan bercorak akademis.
Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan
oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian
Sikap ingin tahu itu mula-mula diterapkan oleh seorang anak terhadap dirinya sendiri, dan sesudah menjadi manusia dewasa, sebagai peneliti ia sering menggunakan dirinya sen¬diri sebagai obyek penelitian. J. B. S. Haldane misalnya, yang ayahnya adalah seorang ahli oseanografi yang menciptakan alat penyelam untuk penyelidikan bawah laut, secara sukarela menjadi kelinci percobaan untuk menguji keampuhan alat penyelam ciptaan ayahnya tersebut. Sifat pemberani J. B. S. Haldane itu mungkin sekali juga didorong oleh rasa percaya diri yang sangat kuat, yang sering sering berubah menjadi perasaan anggap enteng terhadap kemampuan orang lain. Hal itu diungkapkan oleh John Maynard Smith, seorang ilmuwan biologi ternama, dengan menyatakan bahwa sebagai teman sekolah ia takut bergaul terlalu dekat dengan J. B. S. Haldane, yang selalu membuatnya merasa rendah diri.
Sekaligus juga dapat dikemukakan bahwa sering sekali seorang ilmuwan terkenal berasal dari latar belakang keluarga ilmuwan juga, seperti halnya dengan J. B. S. Haldane, serta banyak pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat yang beragama Protestan dan Katolik. Hanya pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat yang berasal dari golongan etnik Yahudi banyak juga yang berasal dari latar belakang bukan ilmuwan. Alasan yang ditemukan Harriet Zuckerman untuk hal itu ialah bahwa dalam suasana pendidikan Yahudi prestasi akademik sangat dihargai lepas dari latar belakang keluarga. Hal itu juga dapat disimpulkan dari riwayat hidup Feynman.
Pengaruh adanya guru sains yang memikat juga sangat jelas dalam pembentukan minat dan kemampuan seseorang agar menjadi ilmuwan yang ternama. Kebanyakan pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat dalam bidang sains, dalam perjalanan hidupnya biasanya pernah menjadi murid atau magang menjadi peneliti di bawah asuhan seorang ilmuwan lain yang adalah pemenang hadiah Nobel atau pada suatu ketika di kemudian hari menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu terutama bagi ilmu-ilmu yang rumit seperti ma¬tematika dan fisika, banyak sekali ilmuwan itu tertarik ke bidang ilmu itu karena mempunyai guru bidang ilmu itu yang sangat mengagumkan sewaktu mereka belajar di sekolah menengah atas. Tampaklah betapa pentingnya peran guru dalam mengembangkan minat muridnya untuk menjadi ilmuwan sains, terutama apabila muridnya bukan berasal dari keluarga yang latar-belakangnya bukan bercorak akademis.
Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan
oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian
0 comments:
Post a Comment