Kerinci Regency in 3D

Peta wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dalam Tiga Dimensi, oleh Milantara - uhangkayo.webs.com.

Koto Petai - Danau Kerinci

Perahu-perahu Nelayan Koto Petai - uhangkayo.webs.com.

Gunung Kerinci

Gunung Kerinci yang Menjulang diantara Awan Putih dan Langit Biru (foto: Jeremy Holden, FFI) - uhangkayo.webs.com.

Rumah Larik

Rumah Larik, Rumah Tradisional Masyarakat Lembah Kerinci - uhangkayo.webs.com.

Sungai Penuh

Senja di Batas Kota Sungai Penuh - uhangkayo.webs.com.

sideCategory1

Dec 30, 2012

NEW Kalender Meja 2013 Wallpaper Lembah Kerinci ©LembahKerinci

Tahun Baru 2013 sudah mulai nonggol nie..

Apa sobat-sobat sudah mempersiapkan rencana untuk tahun 2013 yang akan menjelang ini? Namun ada baiknya rencana kegiatan tersebut sobat sesuaikan dulu dengan kalender 2013, agar apapun rencana sobat tidak berantakan. Dapatkan Kalender Meja 2013 dengan wallpaper lanskap Lembah Kerinci dapat secara gratis dibawah ini, asli buatan blog tercinta ©LembahKerinci. Print kalender ini pada kerta foto ukuran A4, lipat pada garis horizontal, kemudian lem pada tempat yang telah ditentukan.

Selain dapat menjadi penghias meja yang unik, kalender ini juga dapat membentu sobat lebih mengagumi keindahan alam Lembah Kerinci.




Dapatkan "New Kalender Meja 2013 Wallpaper Lembah Kerinci" selengkapnya, pada tombol dibawah ini.



Menjaga Kelestarian Alam


"Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian.  Maka daripadanya mereka makan”. (Q.S. Yasin [36]  :  33)

Hutan merupakan karunia Ilahi kepada manusia, sebagai sumber kehidupan. Ia memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan. Dalam hutan tumbuh berbagai macam tanaman, baik kayu maupun non kayu. Dengan kayu, manusia dapat membangun tempat tinggal, membuat perabotan rumah tangga serta berbagai jenis peralatan lainnya. Dalam hutan juga terdapat buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai sumber zat gizi nabati serta tanaman obat-obatan.

Pandangan Islam Tentang Hutan

Dari sudut pandang Islam, hutan dengan segala sebagai bagian dari ciptaan-Nya. Hutan dan alam semesta ini ditundukkan oleh Allah SWT demi melayani kebutuhan manusia yang telah dinobatkan oleh Allah sebagai Khalifah, dengan firman-Nya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Q.S. Al Baqarah [2] : 30).

Manusia sebagai khalifah adalah hamba Allah SWT yang wajib menjaga dan memelihara bumi ini serta mengelolanya dengan arif dan bijaksana, tidak boleh melampaui batas. “Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat balk, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qashash [28] : 77).

Selanjulnya Allah SWT juga berfirman, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar Rumm [30] : 41)

Manusia bukan pemilik hutan, pemilik sejatinya hanyalah Allah. Manusia hanya pemanfaat, hak guna pakai. Mohammad Qutb, didalam bukunya “Manhaj Tarbiyah fi al-Islam”, menerangkan bahwa fungsi khalifah itu memiliki tugas:
  1. Beribadah kepada Allah.
  2. Membangun kemakmuran di bumi atau dengan kata lain melestarikan kehidupan di bumi.

Sebagai pengambil manfaat manfaat dari alam, harus memperhatikan kelestariannya dan keberlangsungannya bagi generasi yang akan datang. Kerusakan apapun yang dilakukan manusia di tempat manapun di bumi ini akan menimbulkan dampak di tempat lain. Pengelolaan yang baik dan pemeliharaan nya adalah suatu keharusan. Oleh sebab itu pemeliharaan atas sumber-sumber perekonomian seperti hutan adalah erat hubungannya dengan kehidupan manusia yang bergantung kepada sumber daya alam pada umumnya. Allah berfirman, “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Al Jatsiyah [45] :  13).

Kita Dilarang Melakukan Pengrusakan

Syari'at Islam menolak kita untuk melakukan pengrusakkan. Penyia-nyiaan tanah pertanian dan  membiarkan nya sedemikian rupa yang dapat merugikan diri atau orang lain dipandang sebagai pengingkaran atas nikmat Allah serta tidak bersyukur atas nikmat tersebut.

Dalam konferensi lingkungan hidup PBB di Stockholm Swedia tahun 1972 dikatakan bahwa lingkungan adalah sebagai tempat cadangan sumber daya materi dan sosial kapan dan dimana saja dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Persoalan yang dihadapi oleh ummat Islam adalah hilang nya pengertian ibadah dalam diri ummat dimana urusan keduniaan dan kemasyarakatan dikesampingkan dari pemahaman agama. Padahal Allah SWT sebetulnya menetapkan integritas pemahaman ibadah termasuk didalamnya untuk kepentingan dunia dan untuk kepentingan akhirat.

Islam tidak hanya mencukupkan berbagai kuantitas sumber-sumber alami sebagai sumber kenikmatan, dan tidak pula hanya sekedar menerangkan urgensi dan peranan penting yang dapat dilakukan oleh sumber-sumber tersebut, tetapi lebih dari itu mengisyaratkan kemestian menjaga sumber-sumber ini terjamin dan dapat dinikmati sampai ke generasi yang akan datang.

Interaksi dengan sumber-sumber ini harus berlangsung berdasarkan hukum-hukum dan ketentuan yang dijadikan oleh Allah untuk kelangsungan kehidupan manusia. Allah memerintahkan kita untuk selalu memutar pandangan kepada lingkungan temporal serta berusaha menyingkapkan hukum-hukum Allah.

Kesimpulan

Dari uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa alam semesta pada umumnya hutan dan lingkungan hidup pada khususnya diciptakan Allah untuk kemaslahatan ummat manusia. Kita harus menjaga keseimbangan, kelestarian dan keberlangsungan lingkungan tersebut untuk diri kita dan untuk masa depan generasi yang akan datang. Antara manusia dan lingkungan hidup seperti hutan, udara dan air adalah saling membutuhkan yang satu dengan yang lain agar tercapai kehidupan yang harmonis bahkan alam semesta itu dipersembahkan untuk kemaslahatan ummat manusia. Memperlakukan hutan dan lingkungan hidup tidak hanya sekeclar komoditas ekonomi yang di eksploitasi sedemikan rupa tanpa mengindahkan akibat-akibat yang akan merugikan semua pihak bukanlah bagian dari ajaran Islam.

Islam mengajarkan sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya, “Bahwa kita diwajibkan oleh Allah untuk berbuat Ihsan terhadap segala sesuatu, termasuk kepada flora dan fauna” (H.R. Muslim). Bahkan Allah SWT meminta jika menyembelih binatang sekalipun, tajamkanlah pisaunya, ringankanlah penderitaan dari binatang yang akan disembelih tersebut. Jika ditanganmu ada satu bibit pohon sekalipun esok hari akan kiamat, maka tanamkanlah.

Realitas yang kita hadapi hari ini betapa para kapitalis telah memporak-porandakan hutan dan lingkungan hidup yang menyebabkan terjadi bencana di mana-mana, tidak hanya sekedar merusak ekosistem, tetapi malah telah membinasakan jutaan umat manusia.

 
 
 


Penulis: Amlir Syaifa Yasin, MA
Dikutip dari: Buletin Da'wah No. 50 Thn. XXXIX 30 Muharram 1434 H (14 Des 2012 M)
Penerbit: Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Prov. DKI Jakarta

Dec 25, 2012

Kalender Meja 2013 Wallpaper Lembah Kerinci ©LembahKerinci

UHANGKAYO.WEBS.COM - Tahun Baru 2013 sudah mulai nonggol nie..

Apa sobat-sobat sudah mempersiapkan rencana untuk tahun 2013 yang akan menjelang ini? Namun ada baiknya rencana kegiatan tersebut sobat sesuaikan dulu dengan kalender 2013, agar apapun rencana sobat tidak berantakan. Kalender Meja 2013 dengan wallpaper lanskap Lembah Kerinci dapat di miliki secara gratis dibawah ini. Print kalender ini pada kerta foto ukuran A4, lipat pada garis vertikal, kemudian lem pada tempat yang telah ditentukan, sehingga membentuk segitiga apabila dilihat dari atas.

Selain dapat menjadi penghias meja yang unik, kalender ini juga dapat membentu sobat lebih mengagumi keindahan alam Lembah Kerinci. Kalender ini asli buatan blog LembahKerinci.

Kalender Januari-Februari-Maret 2013 Wallpaper Lembah Kerinci (©LembahKerinci)

Kalender April-Mei-Juni 2013 Wallpaper Lembah Kerinci (©LembahKerinci)

Kalender Juli-Agustus-September 2013 Wallpaper Lembah Kerinci (©LembahKerinci)


Kalender Oktober-Nopember-Desember 2013 Wallpaper Lembah Kerinci (©LembahKerinci)


Dapatkan "Kalender Meja 2013 Wallpaper Lembah Kerinci", melalui tombol dibawah ini.



Lihat juga desain lain Kalender Meja di link berikut: "NEW Kalender Meja 2013 Wallpaper Lembah Kerinci"

Nov 30, 2012

Banjir (Lembah Kerinci) vs Karung & Mie Instan!

UHANGKAYO - Sepertinya Lembah Kerinci sedang panen karunia, selama hampir kurang lebih satu bulan di Lembah Kerinci, hujan deras berlangsung hampir tiap hari. Dan pada minggu pertama, beberapa kali banjir 'bertandang' ke rumah warga. Respon yang diberikan oleh pihak terkait cukup tanggap dengan menggali saluran air yang mengalami pendangkalan akibat erosi, agar air dapat mengalir dengan lancar ke sungai besar. Selain itu juga dengan membagikan karung dan mie instan. Karung digunakan untuk menghalangi air masuk ke rumah warga, setelah diisi dengan pasir dari erosi. Sedangkan mie instan, barangkali untuk aye kawo bagi warga setelah bekerja mengisi dan menata karung-karung tersebut.

Sedimen berupa pasir yang terbawa oleh air.

Bencana yang disebabkan oleh air di Lembah Kerinci bukan hanya banjir semata, namun juga masalah kekurangan (air bersih). Hal ini terjadi bukan hanya dimusim kemarau, bahkan di musim hujan seperti sekarang ini. Ketersediaan air bersih melebih kelangkaan BBM. PDAM sebagai pemasok air bersih hanya mampu mengalirkan air bersih secara bergantian, bahkan sejak minggu lalu, air bersih hanya mengalir sehari dengan diselingi dua hari berikutnya mati. Bagaimanapun juga, peristiwa banjir (yang pernah terjadi) dan kekurangan air bersih saat ini jika tidak ditanggulangi sejak dini, bukan tidak mungkin dapat menyebabkan bencana yang lebih besar kelak.

Lantas apa itu Banjir?

Banjir pada dasarnya adalah 'tertahannya' air di atas permukaan tanah. Tertahan bisa dikarenakan tanah yang jenuh, sehingga membentuk sebuah genangan air. Hal yang paling jelas dilihat adalah pada Danau, hanya saja bagi masyarakat danau adalah berkah, yang bisa menjadi sumber penghasilan bagi sebagian warga. Tertahan juga bisa dikarenakan debit air yang melewati saluran melebihi daya tampung saluran tersebut, sehingga menjadi air limpasan (run off). Air limpasan dengan volume yang cukup besar sehingga menggenangi jalan-jalan, pekarangan, hingga memasuki rumah-rumah, dikenal sebagai banjir.

Dahulu banjir seringkali dikaitkan dengan fungsi hutan, ketiadaan hutan dapat menyebabkan banjir. Namun dewasa ini banjir menunjukkan hubungan yang erat dengan tanah, ini berarti pada tegakan hutan, banjir pun dapat terjadi apabila volume air yang datang lebih besar daripada kemampuan tanah dalam meresapkannya. Pepohonan disini sangat membantu dalam menerima air hujan yang jatuh, mengurangi kecepatan aliran permukaan, sehingga mengurangi erosi, dan mempermudah dalam meresapkan air. Kemampuan meresapkan air ini juga ditunjang oleh sistem perakaran dan hewan tanah yang membentuk pori hutan. Akar pohon juga menghindari terjadi bahaya yang lebih besar berupa longsor.

Banjir di kawasan pemukiman tidak hanya memberikan kerugian ekonomi, namun juga dapat menjadi perusak lingkungan dalam skala yang lebih besar, serta berpotensi meningkatnya penyakit menular yang terbawa dari air. Pada akhirnya ini tentu membawa kerugian (secara eknomi) yang juga lebih besar, berupa pengeluaran ekstra untuk biaya kesehatan maupun perbaikan tanaman pertanian.

Perkerasan menghalangi infiltrasi air ke tanah.

Banjir pada kawasan pemukiman diyakini terjadi akibat alih fungsi lahan, dari ruang terbuka menjadi lahan perkerasan, baik untuk perumahan maupun berbagai infrastruktur lainnya. Semakin luas perkerasan semakin berkurang lahan untuk meresapkan air, semakin berkurang jumlah air tanah, dan berakibat pada semakin tinggi limpasan air. Limpasan air inilah yang memberikan kontribusi cukup besar pada setiap kejadian banjir di kawasan pemukiman. Limpasan air juga bisa terjadi pada lahan pertanian. Kamir R. Brata memberi contoh pada areal persawahan yang melumpurkan tanah. Pelumpuran akan merusak biopori yang dibuat oleh alam, sehingga air tidak dapat meresap ke dalam tanah, akibatnya air (bersama pupuk) akan langsung mengalir terbuang percuma.

Pelumpuran sebagai upaya untuk mempertahankan agar air tidak meresap.

Penanggulangan Bencana Banjir

Beberapa kasus banjir di daerah lain telah dicoba ditanggulangi dengan berbagai cara, seperti pembuatan kanal (sungai buatan) untuk mengalirkan air secara langsung ke laut. Dengan dana yang besar serta lahan yang harus dikorbankan untuk membangun kanal, usaha ini dipercaya cukup efektif untuk mengatasi banjir. Namun ini hanya dapat terjadi apabila debit air yang masuk/dialirkan ke kanal tidak melebihi debit air kanal itu sendiri.

Dalam upaya untuk mengatasi banjir dan kekurangan air tanah, ilmu lingkungan mengenal konsep zero surface runoff. Konsep ini mengusung bahwa air hujan yang turun dari langit harus dapat diinfiltrasi (sepenuhnya) kedalam tanah dan menjadi cadangan air tanah. Melalui infiltrasi maka aliran permukaan dapat ditiadakan sehingga menghindari potensi terjadinya banjir maupun erosi. Salah satu teknologi yang diterapkan pada daerah pemukiman adalah melalui pembuatan sumur resapan. Berbeda halnya dengan pembuatan sumur yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan sumber air bersih, sumur resapan berfungsi kebalikan yaitu untuk menampung air hujan langsung maupun dari atap rumah. Melalui sumur resapan, air hujan tertahan di sumur resapan selama jam hujan, yang kemudian terinfiltrasi kedalam tanah.

Sumur resapan.

Usaha lain yang terbukti secara empiris dan ilmiah yang dapat mengatasi masalah banjir adalah dengan teknologi mulsa vertikal. Teknologi ini telah dilakukan oleh seorang dosen ilmu tanah - Kamir R. Brata - sejak tahun 1993, dan mulai mencuat ke permukaan sejak banjir yang hampir merendam 60% wilayah ibukota pada tahun 2007. Teknologi mulsa vertikal meresapkan air menggunakan bantuan makhluk hidup. Dengan alasan kepraktisan, kemudahan untuk diingat dan diucapkan, penamaan teknologi mulsa vertikal berubah menjadi Lubang Resapan Biopori (LRB).

Muasa Vertikal atau Lubang Resapan Biopori (LRB).

Lubang Biopori sendiri merupakan lubang silendris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. Selanjutnya lubang ini diisi dengan sampah organik untuk makanan organisme tanah. Biopori sendiri terdiri atas dua kata - bio dan pore, karena teknologi biopori memanfaatkan aktivitas fauna tanah atau akar tanaman (bio) yang akan membentuk lubang terowongan kecil (pore).

Dalam mengatasi banjir, secara sederhana teknologi LRB menambah luas bidang resapan air, yaitu seluas dinding lubang. Pada LRB berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapan bertambah sekitar 3.140 cm2. Dengan kata lain, luas permukaan tanah berdiameter 10 cm memiliki luas resapan sebesar 78,5 cm2, setelah dibuat LRB dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapan akan menjadi 3.220 cm2. Dalam hal ini, perbandingan luas resapan tanah dengan LRB mencapai 40 kali dari luas resapan tanpa LRB.

LRB pada selokan bersemen.

Selain lebih murah dan bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja, apabila dibandingkan dengan pembuatan kanal dan sumur resapan, LRB juga memiliki keuntungan yang telah teruji secara ilmiah:
  1. Mencegah genangan dan banjir,
  2. Mencegah erosi dan longsor,
  3. Meningkatkan cadangan air bersih,
  4. Penyuburan tanah dan mengubah sampah organik menjadi kompos sehingga mengurangi emisi gas metan sebagai penyebab pemanasan global yang lebih kuat dari gas karbondiosida.

Kepraktisan pembuatan teknologi LRB serta manfaat yang besar, telah mengantarkan banyak daerah untuk membuat LRB sebagai upaya untuk mengatasi banjir di daerah mereka. Kota Jakarta, sebagai contoh, telah mulai gencar membuat LRB walaupun belum mencapai target hitung-hitungan sebanyak 75 juta Lubang Resapan Biopori, kemudian beberapa daerah lain seperti Bandung, Bogor, dan Bali juga tercatat mengikuti jejak ini.



Upaya Penanggulangan Banjir di Lembah Kerinci

Bencana alam yang disebabkan oleh kelebihan air (banjir) dan kekurangan air bersih yang (pernah) melanda Lembah Kerinci merupakan peristiwa yang sangat disayangkan, saat air hujan yang diturunkan tidak dapat disyukuri melalui pengelolaan dan pemanfaatan yang berkelanjutan. Lebih ironis lagi, kawasan konservasi yang mengelilingi Lembah Kerinci tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu sebagai pengatur tata air. Banjir maupun kelangkaan air memiliki pengaruh yang signifkan dengan landcover maupun landuse suatu kawasan. Kawasan alami yang ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan seperti ekosistem hutan diyakini berperan dalam menerima, menyimpan, dan menahan air hujan yang jatuh diatasnya kemudian mersapkannya kedalam tanah, yang disebut sebagai fungsi hidrologis hutan. Ketiadaan (ekosistem) hutan berarti menghilangkan fungsi hidrologis itu sendiri.

Fenomena bencana yang disebabkan oleh air ini tentu tidak terlepas dari peran serta manusia yang ada diatasnya sebagai pengelola, ketidakberdayaan dan kelemahan pemerintah maupun masyarakat dalam menyelaraskan pembangunan dan mengelola alam dengan bijak. Hendaknya bencana alam (peristiwa banjir, kekeringan hingga longsor) dapat dilihat sebagai suatu bentuk 'kecemburuan' alam yang tidak mendapatkan perhatian dalam pembangunan. Peristiwa banjir, kekeringan, hingga longsor harusnya dapat menjadi pelajaran untuk merencanakan dan mengelola suatu lingkungan binaan yang lebih baik. Arah pembangunan hendaknya tidak hanya berorientasi pada ekonomi semata, namun juga memperhatian aspek ekologi, dan sosial. Tiga fungsi ini harus dapat berjalan berdampingan. Secara ekonomi maju, secara ekologi sehat, secara sosial merupakan perwujudan/warisan dari nilai-nilai lokal.

Melalui konsep zero surface runoff, banjir dan kelangkaan air bersih dapat dihindari. Dalam skala pemerintah usaha penanggulangan dan/atau antisipasi bencana, dapat dilakukan melalui pendekatan kebijakan penataan ruang yang berwawasan lingkungan dan berbasis mitigasi bencana. Sedangkan pada skala masyarakat dapat dilakukan melalui cara yang sederhana, pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) pada setiap sudut rumah. Tentu saja langkah yang terpenting memupuk kesadaran warga untuk peduli pada lingkungan. Alangkah baiknya jika pembuatan LRB ini terkoordinir dan/atau menjadi satu program dari daerah dari tingkat RT hingga Kabupaten/Kota. Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) tentu lebih baik daripada 'mengalirkan' air secara percuma ke sungai. Selain dapat mengurangi persediaan air tanah, jika seluruh air limpasan se-Lembah Kerinci dibuang percuma ke sungai, maka desa-desa disekitar sungai berpotensi mengalami kerugian yang paling besar apabila debit air yang masuk melebihi debit air sungai tersebut. Hal ini barangkali 'sebelas-duabelas' dengan kasus banjir di ibukota.

Lembah Kerinci adalah milik semua elemen masyarakat, sambil menunggu suatu program dapat terwujud dari pemerintah (yang juga merupakan wakil dari masing-masing elemen masyarakat), ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan kepedulian kita kepada Lembah Kerinci.

"Air Sumber Kehidupan", kalimat ini sering kita dengar. Melalui Al-Quran Digital, aku menemukan tidak kurang dari 15 ayat yang menyandingkan kata (atau yang memiliki makna) "hidup/kehidupan" setelah kata "air (hujan)". Yang tersisa sekarang adalah bagaimana cara kita mensyukuri nikmatNYA.
An Nahl 65
Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).

Nov 27, 2012

Long Way From Home: Identitas Diri

UHANGKAYO - Padang merupakan kota terdekat dengan Lembah Kerinci, salah satu pintu masuk utama dan terbaik menuju Lembah Kerinci. Bagiku kota ini terasa asing, Kota Padang hanya menjadi persinggahan untuk melanjutkan perjalanan ke Lembah Kerinci, "Sakti Alam Kerinci" yang oleh pujangga di ibaratkan sebagai "Sekepal Tanah Surga Yang Tercampkan ke Bumi".

Namun, belakangan ini aku mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat mengenal Kota Padang. Hampir tiap minggu pulang-pergi Kerinci-Padang, selama kurang lebih dua bulan terakhir ini, serta menyempatkan beberapa minggu untuk menikmati kota ini. Aku akan mencoba menulisnya dalam kacamata ku sebagai pengunjung, sebagai orang luar.

Walaupun Anda tidak pernah mengunjungi Sumatera Barat, Anda akan dengan mudah menyebutkan ciri khas Sumatera Barat, yaitu atap yang menyerupai tanduk kerbau. Atap Bagonjong telah menjadi ciri bagi masyarakat ini, Anda bisa menemukan 'simbol' ini  terutama di Rumah-rumah Makan Padang di daerah Anda, dimanapun Anda tinggal, baik wujud fisik yang dibentuk pada atap bangunan atau sekedar seni tulisan yang menyerupai bentuk atap pada kaca etalase. Ikon ini telah menjadi Indentitas masyarakat Minang dan menjadi sebuah kebanggaan untuk menunjukkan jati diri mereka. Hal ini tentunya menjadi satu nilai plus, disaat banyak daerah di indonesia yang mulai meninggalkan arsitektur lokal dan mengadopsi kebudayaan luar yang dianggap lebih modern.

Saat Anda memasuki Kota Padang via udara, anda akan disambut oleh Bandara Internasional Minangkabau. Inilah pintu masuk utama menuju Kota Padang sekaligus sebagai penanda bahwa Anda memasuki wilayah Minang. Kota Padang termasuk satu kota yang diperhitungkan bukan hanya di Pulau Sumatera tapi juga bagi Indonesia. Di dalam kota Anda, dapat melihat bahwa kota ini tengah bersolek layaknya kota-kota lain di Indonesia, Anda juga dapat menemukan sejumlah iklan yang terpasang terutama di persimpangan-persimpangan jalan yang seolah telah bertransformasi menjadi sebuah kota blablabla (sesuai dengan nama produk iklannya).

Hmm… ini mengingatankan ku pada kota-kota di Pulau Jawa. Memasuki suatu kota, Anda disambut oleh berbagai jenis iklan, seolah produk-produk tersebut telah menginvasi kota yang Anda kunjungi. Bukannya nilai lokal, kekhasan daerah yang ditampilkan tapi iklan berbagai jenis produk. Iklan-iklan yang terpampang lebar seolah berujar "Selamat Datang di Kota XXX, Kotanya Mie atau Kotanya Rokok (sesuai dengan iklan yang terpasang saat itu)".

Namun, ditengah pembangunan yang terjadi didalam kota dengan bermunculannya bangunan-bangunan bergaya kontemporer serta  iklan-iklan yang ditemui di setiap persimpangan, Anda masih bisa menjumpai beberapa bangunan penting yang mengkombinasikan gaya kontemporer dengan arsitektur lokal (Atap Bagonjong), seperti Kantor Gubernur, bank-bank, 'kantor-kantor pengamanan', sekolah-sekolah, hingga 'bangunan' untuk mengiklankan suatu produk pun dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan Atap Bagojong ini.

Atap Bagonjong Pada Bangunan Perkantoran.

Atap Bagonjong Sebagai 'Wadah' Iklan.

Berbeda halnya dengan 'ajaran' atau nilai sosial yang di anut oleh suatu masyarakat, dimana Anda harus berinteraksi secara langsung dengan suatu masyarakat dan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat 'merasakan' bahwa Anda memang berada di kota tersebut. Bagi orang awam, seni ber-arstiketur yang ditampilkan dalam bangunan adalah ciri yang paling mudah untuk dikenali terlebih bagi para pelancong/wisatawan. Arsitektur sebagai penanda bagi Anda untuk dapat merasakan sentuhan lokal suatu masyarakat, sehingga Anda tidak merasa 'tersesat' berkunjung di suatu daerah yang baru. Ini salah satu cara untuk membantu Anda merasakan "sense of place", suatu lingkungan yang berbeda dari biasa yang Anda temui, perasaan 'bertualang' dan pernah mengunjungi suatu daerah. Semakin unik yang Anda tangkap semakin mendalam kesan yang tertinggal dalam diri Anda.

Mengingat cukup banyaknya Atap Bagonjong yang disematkan pada beberapa fungsi bangunan, untuk sesaat, aku sempat mengharapkan menemukan sebuah kombinasi 'unik' bangunan pada restoran cepat saji, seperti halnya restoran cepat saji di Bali. Tapi sepertinya aku tidak menemukan disini, sempat kecewa namun aku cukup sadar arus modernisasi memang sulit untuk dibendung. Bahkan beberapa bangunan/gedung baru seperti mal-mal yang berdiri sudah mulai 'melepaskan diri' dan membentuk sebuah kemonotonan bangunan dengan daerah lain. Barangkali ada banyak alasan hal ini terjadi, alasan praktis adalah perawatan yang mudah dan murah.

Asal usul gaya arsitektur Atap Bagonjong sendiri seringkali dihubungkan dengan kemenangan adu kerbau masyarakat Minang dengan kerbau milik masyarakat Jawa, kebanggaan dalam kemenangan adu kerbau ini diwujudkan dalam (atap) bangunan yang menyerupai tanduk kerbau. Cerita lain yang beredar adalah berasal dari kisah perjalanan nenek moyang mereka yang berlayar hingga mencapai suatu daerah, untuk berteduh di daratan mereka menggunakan tali sebagai penopang lancang. Lancang ibarat atap dengan tali ditengah sebagai penyangga, beratnya beban dari lancang ini membentuk busur pada tali.

Tidak hanya di kota saja, di beberapa pelosok propinsi ini masih ditemukan bangunan berarsitektur lokal, baik pada bangunan lama maupun bangunan kontemporer. Dalam perjalananku menuju Lembah Kerinci pada 3 jalur (via Pesisir - Tapan, via Sitinjau Laut - Kayu Aro, via Padang Panjang - Solok - Kayu Aro) masih dapat dijumpai berbagai fungsi bangunan dengan Atap Bagonjong, baik pada bangunan pemerintahan, Masjid, Pos Kamling, maupun rumah tinggal.

Atap Bagonjong Pada Bangunan Tempat Tinggal.

Atap Bagonjong Di Berbagai Bangunan.

Sekarang ini, umumnya bangunan tempat tinggal telah mengadopsi gaya kontemporer, hanya beberapa bangunan lama yang masih berfungsi (dipertahankan) sebagai rumah tinggal. Entah kapan arsitektur bergaya lokal ini dapat bertahan di negrinya sendiri, namun Atap Bagonjong hingga saat ini sudah menjadi milik, ikon bagi masyarakat Minang.

Well, bagaimana dengan Lembah Kerinci? Beberapa bangunan tradisional di Lembah Kerinci, hampir telah raib. Untuk yang mengadopsi atap hanya dapat ditemui pada bangunan-bangunan pemerintahan berskala 'besar' saja, gedung DPRD, kantor Bupati, namun tidak membumi di masyarakat. Arsitektur lokal pada bangunan baru tidak terlihat pada sekolah-sekolah, kantor camat/kades, mesjid, maupun gebang (memasuki suatu kampung). Bangunan Rumah Larik/Laheik pun sekarang sudah mulai hilang dari bumi Lembah Kerinci, begitu juga halnya dengan Bileik yang merupakan tempat menyimpan padi. Perasaan sedih sempat terasa, it's a long way from home. Bagaimanapun gaya arsitektur dengan berbagai ornamen yang dibawanya, tidak hanya menjadi kewajiban bagi pemerintah/masyarakat untuk menjaganya - sebagai penciri diri dari negri tetangga. Namun melalui uniqueness yang ditampilkannya dapat menjadi sebuah modal, salah satu aspek untuk mengembangkan pariwisata di bumi Sekepal Tanah Surga yang Tercampakkan ke Bumi, yang dapat berfungsi sebagai objek penahan.

Nov 19, 2012

Peta Jalan dan Distribusi Desa di Lembah Kerinci Tahun 2003 (©LembahKerinci)

Jalan merupakan salah-satu unsur vital dalam pembangunan. Walaupun kondisi jalan menuju dan di dalam Lembah Kerinci terkenal buruk, namun bagaimanapun dibutuhkan sebuah peta untuk menunjukkan jalan-jalan di Lembah Kerinci. Berikut adalah Peta Jalan Lembah Kerinci, beserta dengan beberapa desa dan wilayah konservasi yang berada di administrasi Lembah Kerinci.

Data yang digunakan merupakan data tahun 2003, namun hingga saat ini (sepertinya) belum ada penambahan ruas jalan baru (kalau ada, mohon pembaca untuk memberi info ya… :)).

Jika Anda jeli, mungkin Anda akan menemukan beberapa 'kejanggalan' dalam peta ini, seperti 2 jalur sungai yang mengalir berdekatan. Dua sungai yang terlihat ini merupakan satu sungai besar, jadi dilapangan anda tidak akan menemukan adanya daratan di antara dua sungai yang berdekatan ini. Di pinggir Danau Kerinci juga anda akan menemukan sungai yang terbentuk mengikuti Danau Kerinci, serta jalan yang seolah berada di atas Danau Kerinci. Dilapangan tidak ada sungai yang mengalir mengelilingi serta tidak ada jalan yang berada di atas Danau Kerinci.

Sekarang tahun 2012, sudah cukup banyak desa yang memekarkan diri sehingga Anda tidak akan menemukan nama-nama desa yang baru terbentuk setalah tahun 2003.

Kesalahan ini merupakan file-file (asli dari sumbernya) yang tidak klop saat di overlay serta belum terupdatenya nama dan spasial desa-desa yang baru terbentuk. Saya sendiri belum sempat untuk memperbaiki (hehe,,,maap ya..). Namun, secara keseluruhan Peta Jalan Lembah Kerinci ini dirasa cukup menjadi sebuah panduan untuk melihat gambaran jalur jalan dan distribusi desa.

Peta Jalan dan Distribusi Desa di Lembah Kerinci Tahun 2003 (©LembahKerinci).


Dapatkan dengan mengklik tombol di bawah ini


Password: uhangkayo.webs.com
©LembahKerinci

Nov 4, 2012

Peta Jalan Kota Padang (©LembahKerinci)

Berada di daerah yang baru, tentunya cukup memusingkan bagi siapapun juga. Meskipun terbilang dekat dari kampung kelahiranku, namun aku tetap tidak familiar dengan kota ini. Namun, teknologi Google Map (Mobile) membantu dalam menemukan lokasi spesifik jika anda selalu terhubung dengan internet. Ini tentu membutuhkan biaya ekstra untuk.

Berikut adalah peta Kota Padang hasil mozaik dari Google Map berukuran 12.020 px X 12.030 px, yang dapat dimiliki dan disimpan dalam komputer maupun untuk dicetak.

Peta Jalan Kota Padang 12.020 x 12.030 (klik disini untuk mendapatkannya) (©LembahKerinci).

Peta Jalan Kota Padang ini juga telah aku convert ke file .map (dengan koordinat geografis) agar dapat dibuka di hape melalui software OziExplorer*) dari perangkat mobile GPS anda.

Peta Jalan Kota Padang dari Mobile GPS dengan OziExplorer.

Download Peta Jalan Kota Padang:
  1. ukuran 12.020 x 10.030 (file png).
  2. mobile version **)

  3. *) OziExplorer adalah perangkat lunak GPS yang dapat dijalankan pada hadware dengan GPS receiver seperti Magellan, Garmin, Lowrance, Eagle, Brunton/Silva and MLR. Lebih detil tentang OziExplorer klik disini.
    **) ekstrak file ke direktori OziExplorer di gadget/hape Anda, biasanya ".../OziExplorer 2/Maps"

Baca juga: pengalaman ditilang di Padang

Oct 26, 2012

Trik Para Penjual Kamera (DSLR) di M2M


Memiliki DSLR merupakan impian bagi hampir semua penggila foto, untuk membekukan waktu, menangkap sisi indah yang tercipta, kemudian menyimpan keabadiannya pada dalam suatu 'wadah'.

Dengan segala fitur dan kelebihan yang dimiliki oleh DSLR, menyebabkan kamera jenis ini terbilang mahal dibandingkan kamera pocket, harga terendah di pasaran sekitar 4j hingga mencapai puluhan juta untuk kelas profesional. Anggapan bahwa harga menentukkan kualitas barangkali berlaku untuk gadget ini. Tapi di toko-toko, harga satu tipe DSLR yang mahal belum tentu lebih bagus daripada DSLR tipe lain. Saat transaksi inilah dituntut kejelian Anda sebagai pembeli, karena jika tidak, bisa jadi Anda membeli DSLR dengan harga yang jauh lebih mahal. Namun, jika ada seorang expert atau setidaknya sudah cukup lama bersinggungan dengan DSLR, tentu Anda akan menjatuhkan pilihan pada kemera yang lebih baik (bukan yang lebih mahal).

Sekitar dua minggu lalu saya belanja DSLR. Setelah membandingkan dengan tipe-tipe lain pilihan jatuh pada Canon EOS 600D, dengan harga yang bisa dikatakan sudah cukup stabil, selain itu sisa dana bisa digunakan untuk berinvestasi pada lensa. Dari beberapa toko yang saya singgahi, saya perhatikan pola (baca: trik) menjual yang sama. Pada awalnya tawar-menawar berlangsung untuk tipe yang saya minta, namun berakhir pada penawaran tipe lain dari penjual, yaitu Canon Rebel T3 dan Kiss X. Mereka meyakinkan tipe ini lebih unggul (fitur maupun kualitas) dibandingkan dengan EOS 600D, hal ini diperkuat dengan harga juga lebih mahal. Padahal kedua tipe tersebut dibawah tipe EOS 600D, harga yang sesungguhnya pun lebih murah.

Tulisan berikut merupakan hasil penalaran dari pengamatan/pengalaman langsung berinteraksi dengan para penjual. Semoga bisa menjadi pedoman bagi teman-teman (amatir) dalam bertransaksi.

Apakah Anda 'Anak Kemarin Sore'?

Saat belanja, informasi pengetahuan Anda tentang DLSR akan di gali. Pertanyaan-pertanyaan sederhana (seperti: "sebelumnya pakai jenis kamera apa?", "teman-temannya pakai kamera apa?", "untuk dipakai sendiri atau untuk yang lain?") akan menjadi penetu untuk menjustifikasi apakah Anda seorang profesional atau amatir. Saat Anda di 'cap' sebagai 'anak kemarin sore', akan sangat mudah bagi Anda untuk menerima bahwa satu tipe (atau merk) lebih bagus dari tipe lain.

Walaupun Anda telah menentukan pilihan pada satu tipe DSLR (misalkan DSLR A), Anda tetap akan digoyahkan dengan tipe lain (DSLR B). DSLR B yang ditawarkan ini merupakan tipe yang lebih rendah dari DSLR A yang anda inginkan, namun di tawarkan dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga pasaran. Beberapa pembuktian akan disajikan kepada Anda untuk membuat anda percaya bahwa DSLR B lebih baik daripada DSLR A. Anda diijinkan untuk mengambil foto dari masing-masing tipe dan membandingkan kualitas hasilnya.

Sebagai contoh, anda akan diminta untuk memfoto orang yang sedang berjalan di luar toko. Dari hasil foto tersebut anda akan diperlihatkan bahwa hasil foto dari DSLR A terlihat blur dibandingkan dengan DSLR B yang mereka tawarkan. Pada dua toko kamera, saya mendapati teknik menjual yang sama dalam cara meyakinkan bahwa DSLR B lebih bagus. Satu toko juga menunjukkan bahwa kualitas foto (yang terlihat pada LCD) dari DSLR B lebih bagus. Untuk lebih meyakinkan Anda, harga yang ditawarkan juga lebih tinggi dari DSLR A, namun tidak terlalu jauh melebih budget Anda, dengan selisih lebih tinggi ± Rp.500K,- Anda mendapatkan kamera yang lebih baik (yaitu DSLR B) versi penjual. Sepertinya hukum "harga tidak pernah bohong" menjadi salah satu 'senjata' untuk meyakinkan Anda. Selain kualitas foto dan harga, faktor pabrikan akan menjadi 'alat' berikutnya untuk meyakinkan Anda bahwa DSLR B lebih bagus karena produksi luar negeri.

Senjata Makan Tuan

Sepintas dari 3 aspek bujuk rayu mereka jelaskan sempat membuat saya terlena (eciee..). Namun, ada beberapa poin yang kalau dicermati ternyata kita sebagai pembeli adalah TO (target operasi), atau dengan bahasa yang menyakitkan "kita adalah orang bodoh" yang siap diterkam atau siap diombang ambing oleh gelombang laut (hadeuh..pujangga nian). Walaupun amatir, namun terdapat beberapa keganjalan dalam tawar-menawar, yang pada dasarnya secara tidak sadar penjual telah menunjukkan bahwa mereka menjual barang jauh lebih mahal dari harga standar untuk tipe yang lebih rendah.

Hasil foto yang blur;
Pada beberapa kali jepretan, tipe kamera yang mereka tawarkan juga menampilkan objek yang blur. Namun, setelah melalui beberapa setingan oleh mereka, hasil foto kembali menampilkan kemampuanya mem'beku'kan objek yang bergerak (pejalan kaki). Ini sudah menjadi nilai minus bagi penjual, dengan logika sederhana, jika DSLR yang ditawarkan bisa menciptakan foto blur namun juga bisa membekukan objek yang bergerak, bukan berarti DSLR yang anda inginkan juga bisa melakukan hal yang sama.

Hal lain yang membedakan DSLR dengan Kamera Pocket (yang biasa saya gunakan) adalah kemampuannya dalam mengatur shutter speed. Secara sederhana Shutter Speed adalah  waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Pengaturan pada shutter speed inilah yang menentukan blur tidaknya objek yang bergerak.

Hasil (Warna) Foto pada LCD
Saya hanya menjumpai ini pada satu toko saja, yang saya yakini ini adalah DSLR bekas atau memang sudah tidak mampu berkerja sebagaimana mestinya. Karena pada toko lain, dengan tipe kamera yang sama hasil fotonya terlihat 'natural'.

Kualitas Produk Luar Negeri
Dengan alasan produk luar negeri lebih bagus memang sulit untuk disangkal (setidaknya bagi diri saya sendiri), namun karena garansi yang diberikan bukan dari service center resmi menimbulkan keraguan. Pertama, barang BM, atau bisa jadi rekondisi/bekas pakai. Kedua, jaminan garansi tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Harga
Harga awal dari tipe yang mereka tawarkan (DSLR B) lebih tinggi daripada harga DSLR A. Namun, jika Anda bertahan pada DSLR A yang Anda inginkan dari awal, perlahan harga DLSR B yang mereka tawarkan akan terus menurun hingga mereka menjual dengan harga DSLR A. Bagaimanapun juga, harga DSLR B yang mereka tawarkan itu harganya jauh lebih rendah dari DSLR A, dengan begitu mereka akan buntung besar jika anda memilih DSLR B.

Merk (Tipe) Dagang
Untuk merk dagang Canon, kamera DSLR dengan tipe yang sama dapat memiliki merk/tipe dagang yang berbeda, contoh untuk Canon EOS 600D memiliki spesifikasi yang sama dengan Canon Rebel T3i atau Canon Kiss X5. Tidak begitu jelas apakah terdapat perbedaan (kualitas atau bahan) yang signifikan antara merk/tipe dagang tersebut. Namun, perbedaan ini menunjukkan wilayah jual, merk dagang EOS 600D dipasarkan di Indonesia, sedangkan EOS Kiss X5 dipasarkan di Jepang, dan EOS Rebel T3i di pasarkan di Amerika. Ini tentu akan berpengaruh pada garansi, sepengetahuan saya Garansi resmi untuk Canon Indonesia dipegang oleh Datascript. Browsinglah untuk mengetahui spesifikasi tipe yang mereka tawarkan, meskipun didepan penjual. Sedangkan untuk merk Nikon, saya belum sempat eksplorasi di mbah Google.

Canon EOS Rebel T3i, EOS Kiss X5, dan EOS 600D; Beda Nama, Satu Spesifikasi.


Penting:
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi pada beberapa toko kamera di M2M Jakarta, hanya beberapa toko saja dan bukan justifikasi pada semua toko. Jika Anda ragu belanja di toko mana, silakan browsing untuk menemukan toko-toko yang trustable. 

Oct 6, 2012

Download Peta Wisata Lembah Kerinci

Download Peta Wisata Alam Lembah Kerinci (Part 1)

Download ukuran A2 (420 X 594 cm) klik disini.

Ada banyak titik yang tidak (belum) dimasukkan dalam peta ini, mohon partisipasi masyarakat Lembah Kerinci untuk memberikan informasi terkait dengan potensi objek wisata di masing-masing desa, baik itu berupa pemandangan alam, sejarah, seni-budaya.

Silakan buka laman http://goo.gl/J8RZF, dan klik sesuai dengan Kecamatan. Mohon informasi potensi objek wisata ini dapat ditulis di kolom komentar pada masing-masing Kecamatan. Terimakasih.



Lihat juga:
Gerakan Peduli Wisata Lembah Kerinci Produk #2: Selayang Pandang Wisata Lembah Kerinci (Buku Saku), disini.

Aug 17, 2012

Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan

Dari pembahasan pengalaman hidup ilmuwan seperti telah tersurat di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan baru sebagai sasaran perburuan seorang ilmuwan diperoleh sebagai hasil petualangan para ilmuwan mengkhayal di alam nalar. Pengetahuan baru itu hanya dapat diciptakan oleh para ilmuwan apabila mereka mempunyai daya-khayal dan daya-cipta yang asli, diupam oleh pengamatan-pengamatan yang kebenarannya selalu diuji berulang-ulang. Selain itu lingkungan sosial ilmuwan itu juga harus dapat menenggang dan menerima ilmuwan itu sebagai orang yang harus dapat berpikir dan bernalar tanpa kendala, apabila memang diharapkan dari ilmuwan itu bahwa ia akan menghasilkan pengetahuan baru yang benar secara ilmiah.

Ada kalanya pengetahuan baru itu kemudian ditambahknn ke kumpulan pengetahuan lain yang sudah lebih dahulu ditemukan, akan tetapi ada kalanya pula pengetahuan baru itu menyebabkan ada beberapa butir pengetahuan lama yang akhirnya dinyatakan tidak benar. Kumpulan pengetahuan yang butir pengetahuannya selalui diperbaharui itu oleh para ilmuwan digolong-golongkan dan ditata sehingga menghasilkan pernyataan-pernyataan yang berlaku secara umum. Kumpulan pengetahuan yang telah ditata dengan aturan tertentu ini disebut sains atau ilmu pengetahuan. Karena butir pengetahuan yang menyusun khazanah ilmu pengetahuan ini seperti telah dikatakan sebelumnya selalu berubah-ubah dari masa ke masa, maka sebagai akibatnya ilmu pengetahuan selalu mengalami perubahan dan perkembangan dari masa ke masa.

Tujuan kita dalam mempelajari Perkembangan Ilmu Pengetahuan ialah untuk meniti sejarah. Dengan melihat ke belakang kita telusuri berbagai peradaban manusia di dunia ini yang datang silih berganti membawa berbagai penemuan baru yang akhirnya berkembang menjadi sains dan teknologi yang kita kenal sekarang. Setelah melihat ke belakang, mudah-mudahan kita dapat memandang jauh ke muka de¬ngan menggunakan pengalaman masa lalu sebagai tuntunan agar dapat mempunyai pandangan terbuka menghadapi tuntutan perubahan zaman yang pasti akan kita hadapi di masa depan.

Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan


oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian

Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan

Lepas dari persoalan apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan bakat itu, kita dapat bertanyatanya apa saja yang membuat seorang anak akhirnya berminat untuk menjadi il¬muwan dalam bidang tertentu. Dari berbagai riwayat hidup ilmuwan yang dapat kita baca dapat disimpulkan bahwa peranan lingkungan kekeluargaan sangat penting dalam membangkitkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah itu muncul ka¬rena lingkungan-didiknya itu tidak mematikan sikap ingin tahu yang dimilikinya sebagai seorang anak.

Sikap ingin tahu itu mula-mula diterapkan oleh seorang anak terhadap dirinya sendiri, dan sesudah menjadi manusia dewasa, sebagai peneliti ia sering menggunakan dirinya sen¬diri sebagai obyek penelitian. J. B. S. Haldane misalnya, yang ayahnya adalah seorang ahli oseanografi yang menciptakan alat penyelam untuk penyelidikan bawah laut, secara sukarela menjadi kelinci percobaan untuk menguji keampuhan alat penyelam ciptaan ayahnya tersebut. Sifat pemberani J. B. S. Haldane itu mungkin sekali juga didorong oleh rasa percaya diri yang sangat kuat, yang sering sering berubah menjadi perasaan anggap enteng terhadap kemampuan orang lain. Hal itu diungkapkan oleh John Maynard Smith, seorang ilmuwan biologi ternama, dengan menyatakan bahwa sebagai teman sekolah ia takut bergaul terlalu dekat dengan J. B. S. Haldane, yang selalu membuatnya merasa rendah diri.

Sekaligus juga dapat dikemukakan bahwa sering sekali seorang ilmuwan terkenal berasal dari latar belakang keluarga ilmuwan juga, seperti halnya dengan J. B. S. Haldane, serta banyak pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat yang beragama Protestan dan Katolik. Hanya pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat yang berasal dari golongan etnik Yahudi banyak juga yang berasal dari latar belakang bukan ilmuwan. Alasan yang ditemukan Harriet Zuckerman untuk hal itu ialah bahwa dalam suasana pendidikan Yahudi prestasi akademik sangat dihargai lepas dari latar belakang keluarga. Hal itu juga dapat disimpulkan dari riwayat hidup Feynman.

Pengaruh adanya guru sains yang memikat juga sangat jelas dalam pembentukan minat dan kemampuan seseorang agar menjadi ilmuwan yang ternama. Kebanyakan pemenang hadiah Nobel Amerika Serikat dalam bidang sains, dalam perjalanan hidupnya biasanya pernah menjadi murid atau magang menjadi peneliti di bawah asuhan seorang ilmuwan lain yang adalah pemenang hadiah Nobel atau pada suatu ketika di kemudian hari menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu terutama bagi ilmu-ilmu yang rumit seperti ma¬tematika dan fisika, banyak sekali ilmuwan itu tertarik ke bidang ilmu itu karena mempunyai guru bidang ilmu itu yang sangat mengagumkan sewaktu mereka belajar di sekolah menengah atas. Tampaklah betapa pentingnya peran guru dalam mengembangkan minat muridnya untuk menjadi ilmuwan sains, terutama apabila muridnya bukan berasal dari keluarga yang latar-belakangnya bukan bercorak akademis.

Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan


oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian

Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Mnausia yang Tidak Sempurna

Dalam usaha memburu ilmu, seorang ilmuwan selalu berusaha mendapatkan nama dengan berusaha menemukan pengetahuan baru. Oleh karena itu terhadap ilmuwan lain di dalam bidangnya, selain menganggapnya sebagai rekan sejawat, ia juga menganggapnya sebagai saingan. Ada kalanya pengetahuan yang diperoleh seorang ilmuwan membantu il¬muwan lain untuk mendapatkan penemuan baru yang lain jenisnya. Akan tetapi apabila dua orang ilmuwan secara tidak sadar bekerja dan menemukan suatu pengetahuan baru yang sama, tidak jarang antara kedua ilmuwan itu muncul sikap bermusuhan karena merasa kurang dihargai. De¬mikianlah antara Raymond Damadian dengan Lauterbur ter¬jadi perang dingin karena mereka mempunyai pandangan yang mirip dalam hal penggunaan NMR untuk bidang kedokteran.

Demikian pula antara Fisher dan Neyman terjadi permusuhan besar karena cara mereka menangani suatu permasalahan statistika yang sama sangat berbeda prinsipnya. Permusuhan besar itu makin menghebat lagi karena cara Neyman mendebat Fisher sangat kaku, sedangkan sebenarnya yang mengusahakan sehingga Neyman mendapatkan pekerjaan adalah Fisher sendiri.

Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan


oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian

Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran

Dalam usahanya menemukan pengetahuan yang baru, seorang ilmuwan selalu berusaha atas dasar pengetahuan yang benar. Tanpa didasari pengetahuan yang benar, pengetahuan yang dikembangkannya kemudian akan menjadi goyah dan dalam waktu yang singkat tidak dapat dipertahankan lagi sebagai pengetahuan yang sahih. Karena itu seorang ilmuwan sejati selalu menghadapi risiko dianggap sebagai pembangkang oleh masyarakat, apakah itu oleh orang awam, kelembagaan keagamaan, ataupun oleh suatu sistem pemerintahan. Andrei Sakharov misalnya ialah contoh tentang seorang ilmuwan yang bertaat-azas terhadap pendapatnya yang tidak disenangi pemerintah. Penderitaannya dalam buangan dapat dibaca di antaranya dalam buku yang ditulis istrinya yang juga ilmuwan, yaitu Elena Bonner.

Contoh klasik tentang pertentangan yang muncul antara ilmuwan dan agamawan ialah tentang penghukuman Galileo Galilei, yang bertentangan dengan pendapat agamawan mendukung pendapat Copernicus yang menyatakan bahwa bukan matahari yang beredar mengitari bumi, melainkan bumi yang beredar mengitari matahari. Demikian pula dapat dikemukakan larangan pemerintah Uni Soviet di bawah pimpinan Stalin untuk mengembangkan genetika berdasarkan teori Mendel, yang pemukanya ialah T. D. Lyssenko. Sebagai akibat diutamakannya pandangan Mitschurin yang mengatakan bahwa pengaruh lingkungan dapat diwariskan dari tetua ke zuriat, program pemuliaan tanaman di Uni Soviet mengalami hambatan karena dikembangkan atas dasar pe-ngetahuan yang tidak sahih.

T. D. Lyssenko bertindak mengucilkan genetika Mendel dari pengembangan ilmu di Uni Soviet dengan alasan ingin menyesuaikan biologi dengan falsafah kenegaraan. Sebagai akibatnya tokoh pemuliaan tanaman Rusia Vavilov, yang dihormati dalam kalangan internasional tersingkir dan tersungkur, walaupun sesungguhnya hanya dialah yang dapat menyelamatkan program pemuliaan tanaman gandum di Uni Soviet dari kehancuran.

Kejadian seperti itu tidak hanya mungkin terjadi di negara yang kurang bebas iklim berpikirnya. Di Inggris pun terjadi suatu malapetaka ilmiah karena ada seorang ahli psikologi kenamaan yang memalsu data penelitian agar orang percaya bahwa kemampuan seorang anak terutama ditentukan oleh sifat-sifat keturunan yang diwariskan dari tetua ke zuriat. Ahli psikologi itu adalah Cyril Burt yang di luar kekeliruannya yang fatal ini adalah seorang ilmuwan terhormat. Dengan menganut pendapat ini dapat diterima pandangan bahwa hanya anak orang yang pandai saja yang dapat menjadi orang yang pandai, sebab kepandaian itu adalah suatu ciri yang diwariskan secara genetik dari tetua ke zuriat. Akibatnya di Inggris sejak waktu yang dini telah diadakan pemisahan jalur pendidikan bagi mereka yang berkecenderungan akademik yang tinggi dari mereka yang berkecenderungan mekanis. Di Austria pun pendapat Burt ini pernah diterapkan. Akibatnya lebih banyak anak laki-laki disalurkan ke pendidikan kejuruan sejak lepas dari sekolah dasar dan kebanyakan mahasiswa perguruan tinggi yang tentunya bersifat akademik berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut adalah akibat bahwa pada usia lepas sekolah dasar seorang anak laki-laki memiliki kecenderungan mekanistik yang lebih tinggi daripada seorang anak perempuan.

Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan


oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian

Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur

Dengan adanya contoh-contoh akibat ketidakjujuran akademis seperti ini, dapatlah dipahami bahwa pendidikan menjadi ilmuwan penuh dengan rambu-rambu yang mengingatkan orang agar selalu mempertahankan kebenaran dan berani mengemukakan pendapat dengan jujur. Untuk itu saya ingin menampilkan beberapa pengalaman saya tentang perlunya seorang penuntut ilmu mempunyai keberanian menyatakan apa yang diyakininya secara jujur.

Pengalaman pertama saya yang selalu tidak dapat saya llipakan terjadi pada tahun 1950/1951. Ketika itu saya duduk di kelas dua Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bogor. Walaupun hanya sebuah sekolah kejuruan menengah atas, guru Limnologi saya itu yang juga adalah guru Zoologi saya di kelas satu adalah seorang sarjana Biologi. Ketika nyonya ahli Biologi itu memberi penjelasan mengenai peralihan energi hasil asimilasi fitoplankton ke dalam tubuh ikan herbivora, ada beberapa hipotesis kerjanya yang tidak dapat saya pahami. Sewaktu kemudian guru itu bertanya pada akhir pelajaran apakah ada murid yang tidak memahami pelajarannya, saya mengacungkan tangan saya dan memohonkannya untuk menerangkan kembali mengapa hipotesis kerja itu yang dipakai. Menurut pendapat saya hipotesis kerja itu belum tentu masuk akal.

Beliau pun mencoba menjelaskan lagi mengapa hipotesis awal itu yang dipilih sebagai landasan berpikir selanjutnya. Tiga kali beliau mencoba menjelaskannya kepada saya dengan cara yang berbeda, akan tetapi tetap saja saya tidak dapat memahaminya. Akhirnya, dengan setengah putus asa beliau menyatakan tidak mempunyai cara lain lagi untuk menjelaskannya kepada saya. Tetapi beliau masih sempat menyatakan terima kasihnya kepada saya atas keterusterangan saya untuk mengatakan bahwa saya masih tetap saja belum memahami penjelasannya itu. Saya merasa telah banyak menyusahkan beliau dan untuk mengobati hati beliau saya mengucapkan terima kasih juga. Saya katakan juga bahwa hipotesis kerja itu akan saya terima saja bulat-bulat sebagai suatu aksioma yang tidak lagi dipermasalahkan lebih lanjut. Kalau beliau menanyakan hal itu di dalam ujian, akan saya jawab sesuai dengan apa yang beliau terangkan, akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa saya mengerti apa yang beliau terangkan. Akan tetapi, saya juga mengharapkan, bahwa pada suatu ketika kalau beliau me¬nemukan jalan lain untuk menerangkan hal itu sekali lagi kepada saya, beliau berkenan melakukan hal tersebut, walaupun pelajaran Limnologi itu sudah selesai diujikan.

Di luar perkiraan saya, beberapa tahun kemudian, ke¬tika saya sudah duduk di tingkat tiga Fakultas Pertanian di Bogor, datanglah suratnya kepada saya dari Nederland. Di dalamnya beliau berkata bahwa selama ini saya tidak memahami apa yang diterangkannya itu tidak lain karena hipotesis awal yang dipakai itu memang salah. Pertanyaan saya di dalam kelas dahulu itu membuatnya selalu bertanya-tanya. Untuk memuaskan diri, beliau sudah mengadakan penelitian mengenai hal itu dan hasil percobaan menunjukkan bahwa hipotesis kerja itu tidak dapat dipertahankan. Hasil penelitian sudah diterbitkan dan makalahnya beliau kirimkan dengan pos laut. Pada akhir suratnya, beliau sekali lagi mengucapkan terima kasih karena telah mendapatkan masalah untuk dijadikan bahan penelitian. Beliau juga me¬ngatakan bahwa ilmu pengetahuan hanya mungkin maju kalau kita bebas mempertanyakan bagian-bagian ilmu itu yang sudah dianggap sebagai kebenaran umum.

Sering saya bertanya-tanya dalam diri saya apa jadinya nasib saya kalau saja beliau itu berperilaku sebagai guru yang marah kepada muridnya yang mempertanyakan kebenaran pelajaran yang diberikan gurunya di depan kelas. Mungkin sekali saya akan dicap sebagai seorang pembangkang yang ingin menguji kemampuan dan kedalaman pengetahuan gurunya. Untunglah guru saya seorang il¬muwan yang pandangannya sangat terbuka. Hal itu pula yang menyebabkan saya berpendapat bahwa untuk pendidikan sains di SMA seorang guru harus lebih banyak bobot perilaku ilmuwannya.

Bahwa seorang ilmuwan itu diharapkan sekali kejujuran akademisnya saya alami juga ketika menghadapi ujian akhir lisan mempertahankan disertasi yang telah saya tulis. Ketika itu promotor saya sudah hampir menutup sidang. Tiba-tiba salah seorang penguji kiriman Sekolah Pascasarjana menginginkan untuk bertanya kembali. Ia bertanya kepada saya apakah saya tahu ikan yang namanya Chanos chanos. Di dalam diri saya berpikir apa urusannya ahli satwa liar itu bertanya mengenai ikan bandeng di dalam suatu ujian diser¬tasi mengenai statistika genetik. Tetapi saya jawab juga bahwa yang dimaksudkan dengan Chanos chanos itu adalah ikan bandeng yang di dalam bahasa Inggris biasa juga disebut milk-fish yang arti harfiahnya ialah ikan susu. Baru kemudian saya sadari bahwa pertanyaan yang diajukan dalam bidang ilmu yang sama sekali di luar bidang ilmu calon doktor yang diuji itu juga bertugas untuk meningkatkan kemampuannya menemukan ilham yang dapat diterapkn dalam bidang ilmunya sendiri, seperti halnya Pilkington menemukan ilham bagaimana caranya membuat lempeng kaca yang tidak perlu diupam dari lapisan sabun yang mengambang di bak cucipiring di dapur istrinya.

Kemudian ia bertanya lagi bagaimana caranya petambak ikan di Jawa membiakkan ikan bandeng agar mendapatkan nenernya. Dengan segera saya sadar bahwa ia ingin menjebak saya. Saya katakan bahwa apabila kita mampu menyuruh ikan bandeng betina bertelur di tambak dan ikan bandeng jantan menebarkan nutfah jantan ke atas telur itu, serta kemudian kita mampu menjaga agar telur yang telah dibuahi itu dapat menetas di dalam tambak, maka kita sebenarnya telah membuat terobosan atau revolusi di dalam ilmu pemeliharaan ikan. Ia tertawa, karena hingga sekarang nener bandeng hanya kita peroleh dengan menjaringnya di sepanjang pantai utara Jawa Timur pada musim tertentu. Akhir-akhir ini memang mereka di Filipina telah berhasil membuahkan nener di dalam lingkungan perairan tertutup. Sewaktu promotor saya hampir menutup sidang untuk kedua kalinya ada lagi penguji lain yang ingin bertanya. Sekali ini yang bertanya ialah salah seorang pembimbing disertasi saya yang adalah seorang ahli genetika. Ia bertanya apakah saya dapat menerangkan apa yang dimaksudkan dengan istilah genetika tertentu. Saya katakan bahwa istilah itu dipakai sebagai judul suatu buku yang baru saja diterbitkan oleh seorang pakar genetika dari Universitas Kalifornia. Bukunya baru saja saya bolak-balik di rak buku tempat memajang buku-buku baru di perpustakaan. Akan tetapi saya belum sempat membacanya karena saya sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian disertasi ini. Kalau saja saya tahu hal itu akan ditanyakan di sini, pasti buku itu saya pelajari dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi garis besar makna istilah itu disimak dari arti harfiahnya dalam bahasa Latin ada sangkut-pautnya dengan kekenyalan suatu masyarakat makhluk hidup menghadapi tantangan lingkungan yang disebabkan keragaman susunan genetik anggota populasi makhluk hidup itu.

Ia mengangguk tanda setuju. Tetapi ia ingin menanyakan satu hal lagi. Pertanyaannya yang penghabisan mem¬buat saya terdiam karena ia menanyakan arti suatu istilah yang belum pernah saya dengar. Setelah barangkali terdiam selama beberapa menit saya menyerah kalah. Saya sangka saya akan kembali ke Indonesia dengan sia-sia. Paling untung saya akan disuruh kembali tiga bulan kemudian sedangkan masa beasiswa saya sudah hampir habis. Tetapi anehnya ia hanya tertawa saja dan kemudian mengatakan agar jangan resah kalau saya tidak dapat menjawab per¬tanyaannya itu. Kemudian saya balik bertanya apa sebenar¬nya arti istilah yang ditanyakannya itu. Ia tertawa lagi terbahak-bahak. "Saya juga tidak tahu", katanya. "Mengapa tuan tanyakan kepada saya?" tanya saya lagi. "Siapa tahu kamu tahu!" katanya.

Rupanya gurubesar saya itu ingin menguji apakah saya memiliki kejujuran akademik dan berani menyatakan ketidaktahuan saya kalau saya tidak tahu mengenai sesuatu. Sampai sekarang, kalau peristiwa yang terjadi seperempat abad yang lalu itu saya kenang kembali, timbul pertanyaan dalam diri saya, apakah gurubesar saya itu tahu sifat orang Timur yang malu mengaku bahwa ia tidak tahu.

Baca juga:
Petualang di Alam Nalar: 00. Pendahuluan
Petualang di Alam Nalar: 01. Sekali Ilmuwan Tetap Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 02. Imuwan Tidak Pernah Putus Asa
Petualang di Alam Nalar: 03. Ilmuwan adalah Penegak Kebenaran
Petualang di Alam Nalar: 04. Ilmuwan Harus Berani Menyatakan Pendapat Secara Jujur
Petualang di Alam Nalar: 05. Ilmuwan Juga Manusia yang Tidak Sempurna
Petualang di Alam Nalar: 06. Siapa Saja yang Berbakat Ilmuwan
Petualang di Alam Nalar: 07. Kesimpulan


oleh: Prof. Dr. Andi Hakim Nasoetion (Wikipedia | TokohIndonesia)Dikutip dari buku: Pengantar ke Ilmu-imu Pertanian