Berkunjung ke kabupaten Kerinci belum lengkap bila belum mencicipi dendeng batokok. Banyak kedai yang menjual dendeng batokok, khas Kerinci ini, terutama di desa Siulak. Saya mencoba salah satu diantaranya, di kedai yang bernama: Dendeng Batokok Asli, sekitar perjalanan kurang dari satu jam dari Sungai Penuh ke utara menuju ke Solok, tepatnya di desa Siulak Deras. Restoran kecil itu lumayan bersih, baik dapur maupun toiletnya. Di setiap meja tersaji botol-botol coklat, menyerupai botol bir, isinya tidak untuk diminum! Botol-botol tersebut berisi air untuk mencuci tangan. Pantas, kobokan yang disuguhkan kering tidak berisi apapun.
Seperti layaknya rumah makan Padang lainnya, pelayan segera mengantarkan nasi. Nasi khas daerah ini, dimasak sedikit pera, berpasir, tidak melekat. Sehingga untuk membantu menelannya perlu sebentar-bentar didorong oleh air minum. Lauk paku yang disajikan tidak terlalu banyak ragamnya, ayam goreng, rendang, sayur nangka dan daun ketela rebus, namun untuk menu utama dendeng batokok, pengunjung dipersilahkan menunggu, sang dendeng harus dibakar terlebih dahulu. Tidak berapa lama dendeng batokok-pun disajikan. Dendeng yang masih hangat disajikan langsung dari penjepit kawat dalam potongan-potongan kecil sebanyak lebih kurang 10 potong. Kami langsung menyantap dendeng bakar yang masih hangat satu persatu. Selain sambal balado khas restoran Padang, pengunjung boleh memilih kecap kental sebagai saus dendeng batokok.
Dendeng ini harus dibuat dari daging pilihan, has dalam. Sebelum di'tokok' (pukul pelan-pelan untuk memipihkan), harus direbus bersama santan dan bumbunya sampai lunak dan kuahnya menyusut. Kemudian sebelum disajikan dipanggang terlebih dahulu. Dari resep masakan pembuatan dendeng batokok kita bisa membuatnya dimanapun, asal bumbu dan bahan daging tersedia. Namun, mengapa hanya di Kerinci, tempat asalnya, dendeng ini begitu lezat? Tak seorangpun tahu, dugaan saya karena jenis kayu atau arang pembakarnya yang berbeda. Di kabupaten Kerinci banyak sekali kebun kayu manis, yang setelah diambil kulitnya, kayu dari pohon kayu manis ini dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Warna kayu bakar dari kayu manis sangat khas, kuning kecokelatan dan cerah.
Ditulis oleh Sadhono Hadi
Sumber:
___
Dikutip dari uhangkayo.webs.com
0 comments:
Post a Comment