Ada banyak definisi ekowisata yang diberikan oleh organisasi/kelompok, ataupun individu yang bergelut di bidang ekowisata. TIES (The International Ecotourism Society) mendefinifikan sebagai perjalanan yang bertanggung jawab ke daerah-daerah alami yang melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.[2] Semiloka dan Simposium Ecotourism (April, 1995) dalam Sudarto (1999) memberi pengertian ekowisata sebagai kegiatan perjalanan wisata yang bertanggungjawab ke/di daerah-daerah yang masih alami atau daerah-daerah yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahannya juga melibatkan unsur penduduk, pemahaman, dan daya dukung terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat setempat sekitar daerah tujuan ekowisata.[3]
Menurut Hafild (1995) dan Fennell (1999) dalam Abbas (2000) kegiatan wisata baru dapat dikatakan sebagai ekoturisme apabila memenuhi empat dimensi[4], yaitu:
- Dimensi Konservasi, ini berarti kegiatan wisata tersebut membantu usaha pelestarian alam setempat dengan dampak negatif seminimal mungkin,
- Dimensi Pendidikan, wisatawan mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai, ekosistem, keunikan biologi, dan kehidupan sosial di tempat wisata tersebut,
- Dimensi Sosial/Kemasyarakatan, yaitu rakyat setempat yang menjadi aktor utama dalam penyelenggaraan kegiatan wisata tersebut,
- Dimensi Ekonomi, yaitu menumbuhkan kegiatan perekonoian yang berbasis kemasyarakatan.
- Tisdell C. Tourism Economics, The Environment and Development. UK: Edward Elgar Publishing Hllm 19-30 dan 131-141.
- TIES (The International Ecotourism Society). http://www.ecotourism.org [23 Agustus 2006].
- Sudarto Gatot. 1999. Ekowisata: Wahana, Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Bekasi: Yayasan Kalpataru Bahari.
- Abbas R. 2000. Prospek Penerapan Ekoturisme Pada Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat [tesis]. Bogor: IPB, Program Pascasarjana.
___
Dikutip dari uhangkayo.webs.com
0 comments:
Post a Comment